TUGAS 1
Pengaruh
Komunikasi Massa Terhadap Individu
Diajukan
Sebagai Syarat untuk Melengkapi Tugas Mata
Kuliah
Jurnalistik
Dosen
Pengampu : Azizah, S.I.Kom.
Disusun
Oleh:
Andrian Fradika
Debby
Febriansyah
Riki
Kelas
: A04
Semester V
STKIP
SINGKAWANG
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kami
limpahkan kepada Allah SWT, karena berkat karunia-NYA kami mampu menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar
dan dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan judulnya makalah ini
diperuntukan untuk mahasiswa disetiap jurusan manapun dan dalam kebutuhan saya
dalam menyelesaikan tugas jurnalistik tersebut.
Pada makalah ini
sengaja dibuat agak sedikit sederhana dan praktis dimaksudkan agar lebih mudah
dalam penyajiannya serta dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang
dimaksud. Mahasiswa dapat mengembangkan sendiri pengalaman dan pendapatnya
dalam menyikapi segala hal-hal yang berkenaan jurnalistik dengan berpatokan tujuan dan
materi pembelajaran yang ada.
Demikian, semoga
bermanfaat. Kritik dan saran yang konstruktif atau membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang
Singkawang,
16 Oktober 2014
Tim
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................. i
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................ 2
BAB II
Pembahasan
A. Latar Belakang Teori Difusi Inovasi.................................................... 3
B. Konsep Teori Difusi Inovasi................................................................. 4
C. Penerapan Teori Difusi Inovasi............................................................ 4
D. Latar Belakang Teori Two Step Flow Komunikasi.............................. 5
E. Konsep Teori Two Step Flow Komunikasi.......................................... 6
F. Penerapan Teori Two Step Flow Komunikasi...................................... 7
BAB III
Penutupan
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8
Daftar Pustaka.................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Komunikasi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh
manusia dalam upaya untuk berinteraksi dengan sesama baik itu secara langsung
maupun tidak langsung akan tergantung lagi dengan situasi dan kondisi yang
mendukung. Komunikasi berisikan tentang informasi. Komunikasi merupakan hal
penting di era globalisasi, komunikasi merupakan kegiatan yang setiap detik
dilakukan. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan dari
komunikator kepada komunikan.
Dalam era globalisasi proses penyampaian dan penerimaan
pesan sangat penting, terutama komuniasi massa. Komunkasi massa adalah prses
komunikasi pada media massa, baik media cetak maupun elektronnik. Respon dari
masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dari komunikasi massa,
karena dengan tanggapan tersebut akan diketahui bagaimana masyarakat
menganggapi informasi tersebut dan apakah akan diaplikasikan dalam kehidupan
nyata dengan membaur pada kebudayaan yang ada. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
manusia akan selalu hidup berdampingan dengan teknologi-teknologi yang sedang
berkembang ini baik itu dalam teknologi komunikasi dan lainnya.
Beberapa teori tentang komunikasi massa membahas
bagaimana tanggapan masyarakat terhadap media massa. Dua diantara teori
tersebut ialah teori difusi inovasi dan teori two step flow yang membahas
tentang bagaimana masyarakat mengaplikasikan informasi yang telah diperolehnya
kedalam kehidupannya. Teori ini banyak yang dilakukan oleh negara berkembang
maupun negara maju dalam hal penyiaran informasi yang dilakukan oleh opinion
leader.
B.
Rumusan Masalah
Terdapat beberapa
permasalahan sebagai suatu kajian dari pembuatan makalah ini yakni diantaranya
:
1. Jelaskan tentang latar belakang teori difusi inovasi
?
2. Jelaskan tentang konsep teori difusi inovasi ?
3. Jelaskan tentang penerapan teori difusi inovasi ?
4. Jelaskan tentang latar belakang teori two step flow
komunikasi ?
5. Jelaskan tentang konsep teori two step flow komunikasi ?
6. Jelaskan tentang penerapan teori two step flow komunikasi
?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan dari makalah ini adalah :
1. Agar
kita mengetahui latar belakang
teori difusi inovasi .
2. Agar
kita mengetahui konsep teori difusi
inovasi.
3. Agar
kita mengetahui penerapan teori
difusi inovasi.
4. Agar
kita mengetahui latar belakang
teori two step flow komunikasi.
5. Agar
kita mengetahui konsep teori two
step flow komunikasi.
6. Agar
kita mengetahui penerapan teori
two step flow komunikasi.
D.
Manfaat Penulisan
1. Dosen
Diharapkan
dosen dapat melihat sisi positif dari informasi yang kami berikan untuk lebih
dikoreksi lagi dan dikembangkan untuk kedepannya.
2. Mahasiswa
Diharapkan
mahasiswa dapat memahami dan mengembangkan makalah ini untuk kedepannya, agar
dapat mendapatkan wawasan pengetahuan yang mendalam tentang informasi yang pentng pada
makalah ini.
3. Pembaca
Diharapkan
pembaca dapat mengambil informasi yang penting dalam makalah ini sehingga dapat
mengembangkan wawasan pembaca untuk menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Teori Difusi Inovasi
Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya
tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan
Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya
menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang
dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu
menggambarkan tentang
tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya tentang menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena dengan cara yang sederhana dapat
menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers
(1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance
because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat
itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam
penelitian-penelitian sosiologi.
Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Boyce Ryan dan Neal Gross,
mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani
di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan
tentang difusi inovasi model kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross
menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed
an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun
1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai
topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan
sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett
M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd
Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross
Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation
Diffusion: A New Perpective (1981).
B. Konsep Teori Difusi Inovasi
Salah satu aplikasi
komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi
inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun
masyarakat maju, Karen terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan social
dan teknologi untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru.
Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa karena dalam berbagai situasi
di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari penelitian ilmiah dan
kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya berada di
luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik. Dalam
pelaksanaannya, sasaran dari upaya difusi inovasi umumnya petani dan anggota
masyarakat pedesaan.
Difusi
Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru yang tersebar ke dalam sebuah kebudayaan. Inovasi merupakan suatu ide, praktik,
atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini
bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang
dapat diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera
setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok
masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi
tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu
dikatakan exploded atau meledak.
C. Penerapan Teori Difusi Inovasi
Praktik awal difusi
inovasi dilakukan di AS pada tahun 1930-an dan sekarang banyak digunakan untuk
program-program pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang. Contoh
yang fenomenal adalah keberhasilan Pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan
program Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut, terdapat suatu inovasi
yang bernama Keluarga Berencana (KB), dikomunikasikan melalui berbagai saluran
komunikasi baik saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang berupa
media massa, kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Dan
itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi yang bernama Keluarga
Berencana tersebut
dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan (diadopsi) oleh
masyarakat Indonesia. Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan
dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi inovasi,
dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan, bukan produk
D. Latar Belakang Teori Two Step Flow Komunikasi
Konsep
komunikasi dua tahap (two step flow of communication) pada awalnya
berasal dari Paul Felix Lazarsfeld, Bernard Berelson dan Hazel Gaudet yang
berdasarkan pada penelitiannya menyatakan bahwa ide-ide seringkali datang dari
radio dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders)
dan dari mereka ini berlalu menuju penduduk yang kurang giat. Hal ini pertama
kali diperkenalkan oleh Lazarsfeld pada tahun 1944. Kemudian dikembangkan oleh
Elihu Katz di tahun 1955.
Pada
awalnya para ilmuan berpendapat bahwa efek yang diberikan media massa berlaku secara
langsung seperti yang dikatakan oleh teori jarum suntik. Akan tetapi Lazarsfeld
mempertanyakan kebenarannya. Pada saat itu, mungkin saja dia mempertanyakan apa
hubungan antara media massa dan masyarakat pengguna media massa saat kampanye
pemilihan presiden berlangsung. Selain itu keingintahuan Lazarsfeld terhadap
apa saja efek yang diberikan media massa pada masyarakat pengguna media massa
pada saat itu serta cara media massa menyampaikan pengaruhnya terhadap
masyarakat.
Untuk
itu Lazarsfeld memanfaatkan pemilihan umum presiden Amerika pada tahun 1940.
Lazarsfeld mencari tahu cara kerja media dalam mempengaruhi opini publik
mengenai calon presiden Amerika yang berkampanye melalui media massa.
Lazarsfeld dan beberapa rekannya memilih daerah Erie County di Ohio serta
Elmira di New York sebagai tempat penelitian. Penelitian dilakukan dengan
metode kuantitatif pada bulan Mei hingga November 1940. Fokusnya terhadap
pengaruh interpersonal dalam penyampaian pesan. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui bagaimana sebenarnya keputusan media dibuat. Ternyata ditemukan hal
yang sangat menarik bahwa hanya 5% responden yang mengaku bahwa mereka menglami
perubahan sikap setelah melihat pesan media secara langsung. Selebihnya pemilih
mengatakan bahwa hal yang sedikit banyak berpengaruh dalam pembuatan opini
mereka adalah interaksi dengan orang terdekat seperti keluarga atau
teman.
Setelah
melakukan observasi terhadap responden, Lazarsfeld kemudian menemukan
kesimpulan yang sedikit bertolak belakang dengan apa yang diyakini sebelumnya.
Hal yang ditemukan Lazarsfeld bahwa terdapat banyak hal yang terjadi saat media
massa menyampaikan pesannya. Cara kerja media massa dalam mempengaruhi opini
masyarakat terjadi dalam dua tahap. Disebut dua tahap karena model komunikasi ini
dimulai dengan tahap pertama sebagai proses komunikasi massa, yaitu sumbernya
adalah komunikator kepada pemuka pendapat. Kedua sebagai proses komunikasi
antarpersonal, yaitu dimulai dari pemuka pendapat kepada pengikut pengikutnya.
E.
Konsep Teori Two Step Flow Komunikasi
Pada
konsep teori two step flow komunikasi
melihat peranan media massa dalam penyebaran informasi kepada khalayak umum
dalam memuaskan kebutuhan masyarakat akan lingkungan atau peristiwa yang
terjadi. Penyerapan yang dilakukan oleh masyarakat akan menimbulkan seorang
opinion leader. Opinion leader ini memberikan suatu pandangan kepada masyarakat
yang menjadi objek penerangan akan suatu informasi yang belum diketahui oleh
sebagian dari masyarakat tersebut yang disebabkan oleh beberapa faktor didalamnya.
Peranan media massa hanya memberikan informasi belaka akan tetapi yang sangat
berperan penting disini adalah tindakan dari penyerap informasi media massa
dalam menyebarkan informasi yang akan diberikan kepada masyarakat lainnya.
Terjadinya komunikasi dua arah yang
dimaksudkan ialah bagaimana suatu informasi tersebut dapat disampaikan dalam
jumlah lebih dari sekali, seperti pada seorang penyerap informasi akan
memberikan informasi yang telah diserapnya untuk diberikan kepada masyarakat
lainnya. Hal ini sering terjadi pada daerah-daerah yang kurang terjangkau oleh
media massa yang disebabkan oleh letak geografis ataupun norma yang berlaku
F. Penerapan Teori Two Step Flow Komunikasi
Dalam hal ini akan digambarkan bagaimana seorang opinian leader. Misalnya
ada seorang mahasiswa yang datang ke kampung, kemudian ia bertemu dengan
sepasang petani yang tidak bisa baca tulis, mereka sedang kebingungan karena
mendapat brosur pemilihan kepala desa setempat, petani pun tidak tahu sama
sekali dengan calon-calonnya, setelah itu dijelaskkan oleh mahasiswa tersebut
bahwa akan ada pemilihan kepala desa baru. Setelah dijelaskan dengan panjang
lebar sepasang petani itu pun akhirnya mengerti. Dan mahasiawa itu pun dapat
dikatakan sebagai opinion leader. Opinion leader di Indonesia nampaknya masih
amat diperlukan karena kondisi masyarakat Indonesia relative banyak yang belum
diterpa media massa. Penyebabnya mungkin karena kurangnya daya beli masyarakat,
dapat juga karena pendidikan yang belum memadai sehingga mereka tidak dapat
menangkap pesan secara utuh (terutama media cetak), atau tingkat kepatuhan
terhadap tokoh tertentu.
Berikutnya merupakan penerapan teori two step flow komunikasi. Pada masa
kampanye pemilu, partai-partai peserta pemilu berlomba-lomba memanfaatkan para
opinon leader. Pimpinan pesantren (kiai) sering kali dipersuasi oleh partai
tertentu agar mengajak para santrinya untuk memilih partai tertentu agar
mengajak para santrinya unttuk memilih partai tersebut dengan iming-iming
bantuan fasilitas gedung pesantren atau isinya. Para santri itu serta merta
akan patuh pada kiai tanpa sebuah penolakan, disitu kiai yang menjadi opinion
leader.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Difusi inovasi
biasanya melibatkan sumber komunikasi yang berbeda (media masa, peiklanan,
penyuluhan atau kontak-kontak sosial yang informal), dan efektivitas
sumber-sumber tersebut akan berbeda pada tiap tahap, serta untuk fungsi yang
berbeda pula. Jadi media massa dan periklanan dapat berperan dalam
menciptakan kesadaran dan pengetahuan, penyuluhan berguna untuk mempersuasi,
pengaruh antarpribadi bagi keputusan untuk menerima atau menolak inovasi, dan
pengalaman dalam menggunakan inovasi dapat menjadi sumber konfirmasi
untuk terus menerapkan inovasi atau sebaliknya.
Pada
konsep teori two step flow komunikasi
melihat peranan media massa dalam penyebaran informasi kepada khalayak umum
dalam memuaskan kebutuhan masyarakat akan lingkungan atau peristiwa yang
terjadi. Penyerapan yang dilakukan oleh masyarakat akan menimbulkan seorang
opinion leader. Opinion leader ini memberikan suatu pandangan kepada masyarakat
yang menjadi objek penerangan akan suatu informasi yang belum diketahui oleh
sebagian dari masyarakat tersebut yang disebabkan oleh beberapa faktor
didalamnya. Peranan media massa hanya memberikan informasi belaka akan tetapi
yang sangat berperan penting disini adalah tindakan dari penyerap informasi
media massa dalam menyebarkan informasi yang akan diberikan kepada masyarakat
lainnya.
B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih mendalami dan
lebih fasih terhadap kajian ini karena kajian ini sangat berguna dalam
kehidupan manusia dan sangat erat dengan proses suatu pembelajaran antara
sesama lingkungan formal. Dan kepada pembaca lebih bisa untuk mengembangkan
pembelajaran jurnalistik
kearah yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa.
Jakarta: Grasindo.
Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Rajawali Pers.
Jakarta.
http://duniaku--duniamu.blogspot.com/2010/09/teori-komunikasi-massa-teori-komunikasi.html ( diunduh pada tanggal
16 Oktober 2014 Pukul 23:02 WIB )
http://nuriscenutz.blogspot.com/2012/12/difusi-inovasi-komunikasi-pemasaran.html (diunduh pada tanggal 16
Oktober 2014 Pukul 23:10 WIB )
http://id.wikipedia.org/wiki/Teoridifusiinovasi (diunduh pada tanggal 16 Oktober 2014
Pukul 23:12 WIB)
TUGAS 2
A.
Berita
Kata
“berita” sendiri berasal dari kata sangsekerta, vrit (ada atau terjadi) atau
vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan,
Berita adalah “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat”.Berita dalam bahasa Inggris disebut News. Dalam The Oxford Paperback
Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai
“informasi tentang peristiwa terbaru”.
Berita
adalah laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik perhatian umum
(Eric C. Hepwood).
Berita
adalah suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian
besar pembaca (Dean M Lyle Spencer).
Berita
adalah sesuatu yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat
dalam surat kabar sehingga dapat menarik atau mempunyai makana dan dapat
menarik minat bagi pembaca (Willard C. Bleyer).
B. Jurnalistik
Secara
etimologis, jurnalistik (journalistic, journalism) berakar kata
"jurnal" (Inggris), "du jour" (Prancis), dan lebih jauh
lagi ke zaman Romawi Kuno, yaitu "diurna".
Jurnal
artinya laporan atau catatan. Du Jour artinya hari atau catatan
harian, sama dengan pengertian diurna. Dalam bahasa Belanda, journalistiek
artinya "penyiaran catatan harian".
Jadi,
secara etimologis (asal-usul kata), jurnalistik adalah laporan tentang
peristiwa sehari-hari yang saat ini kita kenal dengan istilah
"berita" (news). Berita sendiri adalah laporan peristiwa
aktual, faktual, penting, dan menarik yang dipublikasikan (dimuat) di media
massa.
Jurnalistik
adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi
umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya
untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran. (Roland E. Wolseley)
Jurnalistik
adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan. (Summanang)
C. Spot News
Spot News
lebih populer disebut Straight News adalah berita yang ditulis apa
adanya berdasarkan fakta yang dilihat dan didengar di tempat kejadian. Berita
foto juga biasa disebut Spot News.Spot
News adalah Sebuah karya foto yang dalam merekam
kejadian atau peristiwa sesaat, dengan waktu yang sangat singkat dan tidak
terulang.
Dalam
bidang kerja seorang wartawan foto, kejadian yang tergolong dalam kategori ini
misalnya, kebakaran, kerusuhan, domonstrasi, saat kecelakaan, dan lain-lain. Foto-foto
insidential/ tanpa perencanaan sebelumnya, (contohnya: foto bencana, kerusuhan,
teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta api, perkelahian dll).
Spot News
dalam bahasa Indonesia disebut "Berita Lempang", lurus-lurus aja
tanpa tendensi apa pun, menulis laporan kejadian atau peristiwa apa adanya
berdasarkan observasi (liputan langsung di TKP), wawancara, dan/atau studi
literatur (riset data).
Menurut dictionary.com, Spot
News adalah
1.
The latest news, reported immediately.
2.
News that occurs unexpectedly.
Berita terbaru, dilaporkan segera.
Berita yang terjadi tanpa diharapkan atau peristiwa yang terjadi tanpa diduga
sebelumnya. Misalnya, kecelakaan hebat di jalan tol.
Spot Newsselalu disusun dalam bentuk
atau model "piramida terbalik" (inverted pyramid), yaitu
dimulai dari bagian atau fakta paling penting (biasanya unsur WHO atau WHAT),
lalu unsur lainnya makin ke bawah diisi fakta yang dinilai makin kurang
penting.
Fakta terpenting itu ditulis di
bagian paling atas (alinea pertama berita) yang disebut lead, teras,
atau inti berita. Bagian selanjutnya (isi berita atau body) merupakan
uraian/penjelasan dari alinea pertama tersebut, biasanya penjelasan unsur
WHY dan HOW.
D.
Contoh
Berita Spot News
Mahasiswa Untan Saling Bentrok
Pontianak
Post, sekitar 100 mahasiswa Untan di Pontianak kembali tawuran antara fakultas
hukum dengan fakultas teknik, Rabu (17/12) waktu setempat. Aksi bentrokan
tersebut dikarenakan adanya dendam lama. Menurut dari salah satu mahasiswa
UNTAN bentrokan terjadi disebabkan fakultas hukum saling ejek dengan fakultas
teknik. Bentrokan ini sudah terjadi kesekian kalinya namun bentrokan ini yang
paling terbesar.
Dalam
aksi tersebut setidaknya menimbulkan kerusakan di gedung fakultas hukum. Mobil
dan motor tidak luput dari bentrokan tersebut. Dari pihak universitas telah
berusaha membubarkan tawuran tersebut namun dikarenakan kurangnya tenaga untuk
melerai tawuran tersebut, tawuran tak dapat dihindarkan. Polisi terpaksa
menggunakan dan menembakkan gas air mata kepada para mahasiswa untuk
membubarkan tawuran antara kedua fakultas.
Sampai
saat ini belum ada klarifikasi dari pihak universitas dan kepolisian apakah ada
korban jiwa atau luka-luka dari kedua fakultas tersebut. Kerugian yang ditaksir
akibat dari bentrokan tersebut sekitar 100 juta Rupiah. Thamrin Usman selaku
Rektor UNTAN, akan melakukan mediasi kepada fakultas yang mengalami bentrokan
untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar