Psy - Gangnam Style

Minggu, 11 Januari 2015

KELOMPOK 5 ( Andrian F, Debby F, Riki )



TUGAS 1

Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Individu
Diajukan Sebagai Syarat untuk Melengkapi Tugas Mata  Kuliah
Jurnalistik
Dosen Pengampu : Azizah, S.I.Kom.

Disusun Oleh:

Andrian Fradika 
Debby Febriansyah 
  Riki

Kelas : A04
Semester V
               
                      PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP SINGKAWANG
2014


Kata Pengantar

Puji syukur kami limpahkan kepada Allah SWT, karena berkat karunia-NYA kami mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar dan dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan judulnya makalah ini diperuntukan untuk mahasiswa disetiap jurusan manapun dan dalam kebutuhan saya dalam menyelesaikan tugas jurnalistik tersebut.
Pada makalah ini sengaja dibuat agak sedikit sederhana dan praktis dimaksudkan agar lebih mudah dalam penyajiannya serta dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud. Mahasiswa dapat mengembangkan sendiri pengalaman dan pendapatnya dalam menyikapi segala hal-hal yang berkenaan jurnalistik dengan berpatokan tujuan dan materi pembelajaran yang ada.
Demikian, semoga bermanfaat. Kritik dan saran yang konstruktif atau membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang


                           Singkawang, 16 Oktober 2014



                       Tim Penyusun


Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................. i
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.     Tujuan................................................................................................... 2
D.    Manfaat................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan
A.    Latar Belakang Teori Difusi Inovasi.................................................... 3
B.     Konsep Teori Difusi Inovasi................................................................. 4
C.     Penerapan Teori Difusi Inovasi............................................................ 4
D.    Latar Belakang Teori Two Step Flow Komunikasi.............................. 5
E.     Konsep Teori Two Step Flow Komunikasi.......................................... 6
F.      Penerapan Teori Two Step Flow Komunikasi...................................... 7
BAB III Penutupan
A.    Kesimpulan........................................................................................... 8
B.     Saran..................................................................................................... 8
Daftar Pustaka.................................................................................................. 9

BAB I
   
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh manusia dalam upaya untuk berinteraksi dengan sesama baik itu secara langsung maupun tidak langsung akan tergantung lagi dengan situasi dan kondisi yang mendukung. Komunikasi berisikan tentang informasi. Komunikasi merupakan hal penting di era globalisasi, komunikasi merupakan kegiatan yang setiap detik dilakukan. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan dari komunikator kepada komunikan.
Dalam era globalisasi proses penyampaian dan penerimaan pesan sangat penting, terutama komuniasi massa. Komunkasi massa adalah prses komunikasi pada media massa, baik media cetak maupun elektronnik. Respon dari masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dari komunikasi massa, karena dengan tanggapan tersebut akan diketahui bagaimana masyarakat menganggapi informasi tersebut dan apakah akan diaplikasikan dalam kehidupan nyata dengan membaur pada kebudayaan yang ada. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa manusia akan selalu hidup berdampingan dengan teknologi-teknologi yang sedang berkembang ini baik itu dalam teknologi komunikasi dan lainnya.
Beberapa teori tentang komunikasi massa membahas bagaimana tanggapan masyarakat terhadap media massa. Dua diantara teori tersebut ialah teori difusi inovasi dan teori two step flow yang membahas tentang bagaimana masyarakat mengaplikasikan informasi yang telah diperolehnya kedalam kehidupannya. Teori ini banyak yang dilakukan oleh negara berkembang maupun negara maju dalam hal penyiaran informasi yang dilakukan oleh opinion leader.



B.  Rumusan Masalah
Terdapat beberapa permasalahan sebagai suatu kajian dari pembuatan makalah ini yakni diantaranya :
1.    Jelaskan tentang latar belakang teori difusi inovasi ?
2.    Jelaskan tentang konsep teori difusi inovasi ?
3.    Jelaskan tentang penerapan teori difusi inovasi ?
4.    Jelaskan tentang latar belakang teori two step flow komunikasi ?
5.    Jelaskan tentang konsep teori two step flow komunikasi ?
6.    Jelaskan tentang penerapan teori two step flow komunikasi ?

C.  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.    Agar kita mengetahui latar belakang teori difusi inovasi .
2.    Agar kita mengetahui konsep teori difusi inovasi.
3.    Agar kita mengetahui penerapan teori difusi inovasi.
4.    Agar kita mengetahui latar belakang teori two step flow komunikasi.
5.    Agar kita mengetahui konsep teori two step flow komunikasi.
6.    Agar kita mengetahui penerapan teori two step flow komunikasi.

D.   Manfaat Penulisan
1.      Dosen
Diharapkan dosen dapat melihat sisi positif dari informasi yang kami berikan untuk lebih dikoreksi lagi dan dikembangkan untuk kedepannya.
2.      Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengembangkan makalah ini untuk kedepannya, agar dapat mendapatkan wawasan pengetahuan yang mendalam tentang informasi yang pentng pada makalah ini.


3.      Pembaca
Diharapkan pembaca dapat mengambil informasi yang penting dalam makalah ini sehingga dapat mengembangkan wawasan pembaca untuk menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Teori Difusi Inovasi
Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tentang tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya tentang menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena dengan cara yang sederhana dapat menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.
Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Boyce Ryan dan Neal Gross, mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi inovasi model kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd  Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).
B.     Konsep Teori Difusi Inovasi
Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi inovasi.  Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju, Karen terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan social dan teknologi untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru.  Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa karena dalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik.  Dalam pelaksanaannya, sasaran dari upaya difusi inovasi umumnya petani dan anggota masyarakat pedesaan.

Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru yang tersebar ke dalam sebuah kebudayaan. Inovasi merupakan suatu ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang dapat diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak.
C.    Penerapan Teori Difusi Inovasi
Praktik awal difusi inovasi dilakukan di AS pada tahun 1930-an dan sekarang banyak digunakan untuk program-program pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang. Contoh yang fenomenal adalah keberhasilan Pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut, terdapat suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana (KB), dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi baik saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang berupa media massa, kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Dan itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi yang bernama Keluarga Berencana tersebut dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan (diadopsi) oleh masyarakat Indonesia. Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan, bukan produk
D.    Latar Belakang Teori Two Step Flow Komunikasi
Konsep komunikasi dua tahap (two step flow of communication) pada awalnya berasal dari Paul Felix Lazarsfeld, Bernard Berelson dan Hazel Gaudet yang berdasarkan pada penelitiannya menyatakan bahwa ide-ide seringkali datang dari radio dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders) dan dari mereka ini berlalu menuju penduduk yang kurang giat. Hal ini pertama kali diperkenalkan oleh Lazarsfeld pada tahun 1944. Kemudian dikembangkan oleh Elihu Katz di tahun 1955. 
Pada awalnya para ilmuan berpendapat bahwa efek yang diberikan media massa berlaku secara langsung seperti yang dikatakan oleh teori jarum suntik. Akan tetapi Lazarsfeld mempertanyakan kebenarannya. Pada saat itu, mungkin saja dia mempertanyakan apa hubungan antara media massa dan masyarakat pengguna media massa saat kampanye pemilihan presiden berlangsung. Selain itu keingintahuan Lazarsfeld terhadap apa saja efek yang diberikan media massa pada masyarakat pengguna media massa pada saat itu serta cara media massa menyampaikan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Untuk itu Lazarsfeld memanfaatkan pemilihan umum presiden Amerika pada tahun 1940. Lazarsfeld mencari tahu cara kerja media dalam mempengaruhi opini publik mengenai calon presiden Amerika yang berkampanye melalui media massa. Lazarsfeld dan beberapa rekannya memilih daerah Erie County di Ohio serta Elmira di New York sebagai tempat penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif pada bulan Mei hingga November 1940. Fokusnya terhadap pengaruh interpersonal dalam penyampaian pesan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keputusan media dibuat. Ternyata ditemukan hal yang sangat menarik bahwa hanya 5% responden yang mengaku bahwa mereka menglami perubahan sikap setelah melihat pesan media secara langsung. Selebihnya pemilih mengatakan bahwa hal yang sedikit banyak berpengaruh dalam pembuatan opini mereka adalah interaksi dengan orang terdekat seperti keluarga atau teman. 
Setelah melakukan observasi terhadap responden, Lazarsfeld kemudian menemukan kesimpulan yang sedikit bertolak belakang dengan apa yang diyakini sebelumnya. Hal yang ditemukan Lazarsfeld bahwa terdapat banyak hal yang terjadi saat media massa menyampaikan pesannya. Cara kerja media massa dalam mempengaruhi opini masyarakat terjadi dalam dua tahap. Disebut dua tahap karena model komunikasi ini dimulai dengan tahap pertama sebagai proses komunikasi massa, yaitu sumbernya adalah komunikator kepada pemuka pendapat. Kedua sebagai proses komunikasi antarpersonal, yaitu dimulai dari pemuka pendapat kepada pengikut pengikutnya.
E.     Konsep Teori Two Step Flow Komunikasi
Pada konsep teori two step flow komunikasi melihat peranan media massa dalam penyebaran informasi kepada khalayak umum dalam memuaskan kebutuhan masyarakat akan lingkungan atau peristiwa yang terjadi. Penyerapan yang dilakukan oleh masyarakat akan menimbulkan seorang opinion leader. Opinion leader ini memberikan suatu pandangan kepada masyarakat yang menjadi objek penerangan akan suatu informasi yang belum diketahui oleh sebagian dari masyarakat tersebut yang disebabkan oleh beberapa faktor didalamnya. Peranan media massa hanya memberikan informasi belaka akan tetapi yang sangat berperan penting disini adalah tindakan dari penyerap informasi media massa dalam menyebarkan informasi yang akan diberikan kepada masyarakat lainnya.
 Terjadinya komunikasi dua arah yang dimaksudkan ialah bagaimana suatu informasi tersebut dapat disampaikan dalam jumlah lebih dari sekali, seperti pada seorang penyerap informasi akan memberikan informasi yang telah diserapnya untuk diberikan kepada masyarakat lainnya. Hal ini sering terjadi pada daerah-daerah yang kurang terjangkau oleh media massa yang disebabkan oleh letak geografis ataupun norma yang berlaku
F.     Penerapan Teori Two Step Flow Komunikasi
Dalam hal ini akan digambarkan bagaimana seorang opinian leader. Misalnya ada seorang mahasiswa yang datang ke kampung, kemudian ia bertemu dengan sepasang petani yang tidak bisa baca tulis, mereka sedang kebingungan karena mendapat brosur pemilihan kepala desa setempat, petani pun tidak tahu sama sekali dengan calon-calonnya, setelah itu dijelaskkan oleh mahasiswa tersebut bahwa akan ada pemilihan kepala desa baru. Setelah dijelaskan dengan panjang lebar sepasang petani itu pun akhirnya mengerti. Dan mahasiawa itu pun dapat dikatakan sebagai opinion leader. Opinion leader di Indonesia nampaknya masih amat diperlukan karena kondisi masyarakat Indonesia relative banyak yang belum diterpa media massa. Penyebabnya mungkin karena kurangnya daya beli masyarakat, dapat juga karena pendidikan yang belum memadai sehingga mereka tidak dapat menangkap pesan secara utuh (terutama media cetak), atau tingkat kepatuhan terhadap tokoh tertentu.
Berikutnya merupakan penerapan teori two step flow komunikasi. Pada masa kampanye pemilu, partai-partai peserta pemilu berlomba-lomba memanfaatkan para opinon leader. Pimpinan pesantren (kiai) sering kali dipersuasi oleh partai tertentu agar mengajak para santrinya untuk memilih partai tertentu agar mengajak para santrinya unttuk memilih partai tersebut dengan iming-iming bantuan fasilitas gedung pesantren atau isinya. Para santri itu serta merta akan patuh pada kiai tanpa sebuah penolakan, disitu kiai yang menjadi opinion leader.



BAB III
PENUTUP



A.    Kesimpulan
Difusi inovasi biasanya melibatkan sumber komunikasi yang berbeda (media masa, peiklanan, penyuluhan atau kontak-kontak sosial yang informal), dan efektivitas sumber-sumber tersebut akan berbeda pada tiap tahap, serta untuk fungsi yang berbeda pula.  Jadi media massa dan periklanan dapat berperan dalam menciptakan kesadaran dan pengetahuan, penyuluhan berguna untuk mempersuasi, pengaruh antarpribadi bagi keputusan untuk menerima atau menolak inovasi, dan pengalaman dalam menggunakan  inovasi dapat menjadi sumber konfirmasi untuk terus menerapkan inovasi atau sebaliknya.
Pada konsep teori two step flow komunikasi melihat peranan media massa dalam penyebaran informasi kepada khalayak umum dalam memuaskan kebutuhan masyarakat akan lingkungan atau peristiwa yang terjadi. Penyerapan yang dilakukan oleh masyarakat akan menimbulkan seorang opinion leader. Opinion leader ini memberikan suatu pandangan kepada masyarakat yang menjadi objek penerangan akan suatu informasi yang belum diketahui oleh sebagian dari masyarakat tersebut yang disebabkan oleh beberapa faktor didalamnya. Peranan media massa hanya memberikan informasi belaka akan tetapi yang sangat berperan penting disini adalah tindakan dari penyerap informasi media massa dalam menyebarkan informasi yang akan diberikan kepada masyarakat lainnya.

B.     Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih mendalami dan lebih fasih terhadap kajian ini karena kajian ini sangat berguna dalam kehidupan manusia dan sangat erat dengan proses suatu pembelajaran antara sesama lingkungan formal. Dan kepada pembaca lebih bisa untuk mengembangkan pembelajaran jurnalistik kearah yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.
Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.
http://nuriscenutz.blogspot.com/2012/12/difusi-inovasi-komunikasi-pemasaran.html (diunduh pada tanggal 16 Oktober 2014 Pukul 23:10 WIB )
http://id.wikipedia.org/wiki/Teoridifusiinovasi (diunduh pada tanggal 16 Oktober 2014 Pukul 23:12 WIB)

 TUGAS 2

A.    Berita
Kata “berita” sendiri berasal dari kata sangsekerta, vrit (ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, Berita adalah “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.Berita dalam bahasa Inggris disebut News. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa terbaru”. 
Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik perhatian umum (Eric C. Hepwood).
Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca (Dean M Lyle Spencer).
Berita adalah sesuatu yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar sehingga dapat menarik atau mempunyai makana dan dapat menarik minat bagi pembaca (Willard C. Bleyer).
B.     Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik (journalistic, journalism) berakar kata "jurnal" (Inggris), "du jour" (Prancis), dan lebih jauh lagi ke zaman Romawi Kuno, yaitu "diurna".
Jurnal artinya laporan atau catatan. Du Jour artinya hari atau catatan harian, sama dengan pengertian diurna. Dalam bahasa Belanda, journalistiek artinya "penyiaran catatan harian".
Jadi, secara etimologis (asal-usul kata), jurnalistik adalah laporan tentang peristiwa sehari-hari yang saat ini kita kenal dengan istilah "berita" (news). Berita sendiri adalah laporan peristiwa aktual, faktual, penting, dan menarik yang dipublikasikan (dimuat) di media massa.
Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran. (Roland E. Wolseley)
Jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan. (Summanang)
C.    Spot News
Spot News lebih populer disebut Straight News adalah berita yang ditulis apa adanya berdasarkan fakta yang dilihat dan didengar di tempat kejadian. Berita foto juga biasa disebut Spot News.Spot News adalah Sebuah karya foto yang dalam merekam kejadian atau peristiwa sesaat, dengan waktu yang sangat singkat dan tidak terulang.
Dalam bidang kerja seorang wartawan foto, kejadian yang tergolong dalam kategori ini misalnya, kebakaran, kerusuhan, domonstrasi, saat kecelakaan, dan lain-lain. Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan sebelumnya, (contohnya: foto bencana, kerusuhan, teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta api, perkelahian dll).
Spot News dalam bahasa Indonesia disebut "Berita Lempang", lurus-lurus aja tanpa tendensi apa pun, menulis laporan kejadian atau peristiwa apa adanya berdasarkan observasi (liputan langsung di TKP), wawancara, dan/atau studi literatur (riset data).
Menurut dictionary.com, Spot News adalah
1.      The latest news, reported immediately. 
2.      News that occurs unexpectedly. 
Berita terbaru, dilaporkan segera. Berita yang terjadi tanpa diharapkan atau peristiwa yang terjadi tanpa diduga sebelumnya. Misalnya, kecelakaan hebat di jalan tol.
Spot Newsselalu disusun dalam bentuk atau model "piramida terbalik" (inverted pyramid), yaitu dimulai dari bagian atau fakta paling penting (biasanya unsur WHO atau WHAT), lalu unsur lainnya makin ke bawah diisi fakta yang dinilai makin kurang penting.
Fakta terpenting itu ditulis di bagian paling atas (alinea pertama berita) yang disebut lead, teras, atau inti berita. Bagian selanjutnya (isi berita atau body) merupakan uraian/penjelasan  dari alinea pertama tersebut, biasanya penjelasan unsur WHY dan HOW.


D.    Contoh Berita Spot News

Mahasiswa Untan Saling Bentrok
Pontianak Post, sekitar 100 mahasiswa Untan di Pontianak kembali tawuran antara fakultas hukum dengan fakultas teknik, Rabu (17/12) waktu setempat. Aksi bentrokan tersebut dikarenakan adanya dendam lama. Menurut dari salah satu mahasiswa UNTAN bentrokan terjadi disebabkan fakultas hukum saling ejek dengan fakultas teknik. Bentrokan ini sudah terjadi kesekian kalinya namun bentrokan ini yang paling terbesar.
Dalam aksi tersebut setidaknya menimbulkan kerusakan di gedung fakultas hukum. Mobil dan motor tidak luput dari bentrokan tersebut. Dari pihak universitas telah berusaha membubarkan tawuran tersebut namun dikarenakan kurangnya tenaga untuk melerai tawuran tersebut, tawuran tak dapat dihindarkan. Polisi terpaksa menggunakan dan menembakkan gas air mata kepada para mahasiswa untuk membubarkan tawuran antara kedua fakultas.
Sampai saat ini belum ada klarifikasi dari pihak universitas dan kepolisian apakah ada korban jiwa atau luka-luka dari kedua fakultas tersebut. Kerugian yang ditaksir akibat dari bentrokan tersebut sekitar 100 juta Rupiah. Thamrin Usman selaku Rektor UNTAN, akan melakukan mediasi kepada fakultas yang mengalami bentrokan untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan ini.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar