Straight
News
KABEL RADIATOR YANG PECAH MENYEBABKAN TABRAKAN
SAMBAS , Tarman
luka parah setelah kabel radiatornya pecah
disebuah pasar sayur senin (28/12 /214)
yang dia kendarai bersama Rini .Informasi dari saksi mata sekitar kejadian
menyebutkan, kecelakaan tersebut berawal saat sebuah salah satu kabel radiator mobil milik Tarman
pecah ditengah jalan jendral sudirman yang berdampingan dengan pasar sayur.
Kecelakaan karena itu kabel radiator pecah pun tidak bisa di hindari, mobil yang
dikendarai Tarman itu langsung oleng kesisi kiri jalan dan langsung menabrak
pembatas jalan yang berada di persis kiri jalan dan tabrakan pun terjadi.
Kejadian itu
dibenarkan Rini. Wanita yang berada di sebelah Tarman saat mengemudi. Rini dan Tarman
pun tidak menyangka kalau salah satu kabel mobilnya bisa pecah dan menyelakai
mereka.
Rini yang
langsung pingsan ditempat kejadian langsung dibawa ke rumah sakit terdekat
dikarenakan Rini mengalami shock berat. Ia kembali sadar setengah jam kemudian
setelah luka di kepala dan tangan kirinya diobati.
Salah
seorang saksi ditempat kejadian, Jaka mengaku ruas jalan sayur pada saat itu sedang sepi dari kendaraan mobil
atau kendaraan motor yang lewat. Dia
mendengar suara yang keras dan melihat langsung kalau itu merupakan kabel
radiator mobil yang pecah.
kecelakaan itu pun di teliti dan
ditelusuri pihak kepolisian lebih lanjut, agar bisa lebih tau kenapa kabel
radiator mobil milik Tarman bisa pecah.
Feature News
PERSIAPAN MENJELANG
NATAL
Singkawang 13 Desember 2014
Pagi sekitar
pukul 07.30 waktu setempat, saya mengunjungi sebuah rumah, tempat tinggal Ibu
Kurnia yang dipanggil akrab Bu Nia. Di tengah kunjungan, saya temui Bu Nia
sedang asik dan sibuk membuat adonan kue. Ibu Nia ini sekarang menggeluti usaha
bisnis pembuatan kue tradisional. Satu jenis kue yang paling laris dijualnya
yaitu piscok. Piscok ialah nama kue yang kepanjangannya ‘pisang coklat’. Kue
ini berbahan dasar pisang yang dibaluri coklat dan gula serta dibungkus dengan
lembaran pangsit kemudian digoreng. “Bahan dasar piscok memang cukup sederhana
dan pembuatannya juga mudah”. ujar Bu Nia.
Ibu yang baru saja lulus
perguruan tinggi ini lebih memilih untuk merintis usaha pembuatan kue dari pada
mencari-cari pekerjaan atau melamar kerja kesana kemari. “Lebih baik
menciptakan lapangan kerja dari pada mencari kerja, karena lowongan kerja saat
ini susah, Mas.” lanjut Bu Nia sambil menggoreng adonan piscok.
Usaha kue
gorengan seperti piscok ini memang menguntungkan. Ini sudah dibuktikan sendiri
oleh Bu Nia. Apalagi kue tersebut untuk di daerah Kota Singkawang masih
tergolong asing alias langka. Dibandingkan dengan Ibukota Jakarta, kue ini
merupakan kue yang banyak dijumpai. Baik di toko-toko kue bahkan penjualan
dengan gerobak dorongpun sudah menjamur. Kreasi piscok juga sudah berkembang
dengan aneka rasa seperti, piscok keju, piscok selai stroberri dan aneka selai
lainnya.
Piscok buatan
Bu Nia memang beda. Meskipun kita belum merasakannya dengan perbandingan piscok
yang lain di Singkawang ini. Seiring manisnya piscok, penjualannya juga laris
manis. Keuntungan bisa dua kali lipat dari modal yang dikeluarkan untuk bahan
dasarnya. Bu Nia menyiapkan beberapa strategi khusus untuk mengatasi lemahnya
penjualan. Agar tetap laris manis strategi yang dapat dibocorkan olehnya yaitu
pertama mempertahankan dan mengembangkan rasa. Bu Nia akan membuat piscok
dengan aneka rasa, tidak hanya pisang berasa coklat saja. Kedua, kemasan piscok
dibuat dengan serapi mungkin dan diberi label nama. Hal itu penting agar
pelanggan tahu dan mengenal lebih akrab dengan piscok buatan Bu Nia.
Selama
ini kue-kue buatan Bu Nia dikemas biasa-biasa saja karena kapasitas produksi
masih terbatas. Tapi untuk piscok ini, Bu Nia lebih serius mengelola
pembuatannya. Piscok yang dikenal manis ini juga akan dikreasikan dengan rasa
yang asin. Karena di bulan ramadhan, masyarakat lebih cenderung suka dengan kue
rasa yang asin. “Maka dari itu saya akan lebih banyak mengkreasikan piscok saya
ini. Tidak hanya yang manis aja, he” tutur Bu Nia sembari menyuguhkan sepiring
piscok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar