Psy - Gangnam Style

Minggu, 11 Januari 2015

Suyudi


Straight News

KABEL RADIATOR YANG PECAH MENYEBABKAN TABRAKAN

SAMBAS , Tarman luka parah setelah  kabel radiatornya pecah disebuah pasar sayur  senin (28/12 /214) yang dia kendarai bersama Rini .Informasi dari saksi mata sekitar kejadian menyebutkan, kecelakaan tersebut berawal saat sebuah  salah satu kabel radiator mobil milik Tarman pecah ditengah jalan jendral sudirman yang berdampingan dengan pasar sayur. Kecelakaan karena itu  kabel radiator  pecah pun tidak bisa di hindari, mobil yang dikendarai Tarman itu langsung oleng kesisi kiri jalan dan langsung menabrak pembatas jalan yang berada di persis kiri jalan dan tabrakan pun terjadi.
Kejadian itu dibenarkan Rini. Wanita yang berada di sebelah Tarman saat mengemudi. Rini dan Tarman pun tidak menyangka kalau salah satu kabel mobilnya bisa pecah dan menyelakai mereka.
Rini yang langsung pingsan ditempat kejadian langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dikarenakan Rini mengalami shock berat. Ia kembali sadar setengah jam kemudian setelah luka di kepala dan tangan kirinya diobati.
Salah seorang saksi ditempat kejadian, Jaka mengaku ruas  jalan sayur  pada saat itu sedang sepi dari kendaraan mobil atau kendaraan motor yang lewat.  Dia mendengar suara yang keras dan melihat langsung kalau itu merupakan kabel radiator mobil yang pecah.
kecelakaan itu pun di teliti dan ditelusuri pihak kepolisian lebih lanjut, agar bisa lebih tau kenapa kabel radiator  mobil milik Tarman bisa pecah.

Feature News
PERSIAPAN MENJELANG NATAL

Singkawang 13 Desember 2014
Pagi sekitar pukul 07.30 waktu setempat, saya mengunjungi sebuah rumah, tempat tinggal Ibu Kurnia yang dipanggil akrab Bu Nia. Di tengah kunjungan, saya temui Bu Nia sedang asik dan sibuk membuat adonan kue. Ibu Nia ini sekarang menggeluti usaha bisnis pembuatan kue tradisional. Satu jenis kue yang paling laris dijualnya yaitu piscok. Piscok ialah nama kue yang kepanjangannya ‘pisang coklat’. Kue ini berbahan dasar pisang yang dibaluri coklat dan gula serta dibungkus dengan lembaran pangsit kemudian digoreng. “Bahan dasar piscok memang cukup sederhana dan pembuatannya juga mudah”. ujar Bu Nia.
Ibu yang baru saja lulus perguruan tinggi ini lebih memilih untuk merintis usaha pembuatan kue dari pada mencari-cari pekerjaan atau melamar kerja kesana kemari. “Lebih baik menciptakan lapangan kerja dari pada mencari kerja, karena lowongan kerja saat ini susah, Mas.” lanjut Bu Nia sambil menggoreng adonan piscok.
Usaha kue gorengan seperti piscok ini memang menguntungkan. Ini sudah dibuktikan sendiri oleh Bu Nia. Apalagi kue tersebut untuk di daerah Kota Singkawang masih tergolong asing alias langka. Dibandingkan dengan Ibukota Jakarta, kue ini merupakan kue yang banyak dijumpai. Baik di toko-toko kue bahkan penjualan dengan gerobak dorongpun sudah menjamur. Kreasi piscok juga sudah berkembang dengan aneka rasa seperti, piscok keju, piscok selai stroberri dan aneka selai lainnya.
Piscok buatan Bu Nia memang beda. Meskipun kita belum merasakannya dengan perbandingan piscok yang lain di Singkawang ini. Seiring manisnya piscok, penjualannya juga laris manis. Keuntungan bisa dua kali lipat dari modal yang dikeluarkan untuk bahan dasarnya. Bu Nia menyiapkan beberapa strategi khusus untuk mengatasi lemahnya penjualan. Agar tetap laris manis strategi yang dapat dibocorkan olehnya yaitu pertama mempertahankan dan mengembangkan rasa. Bu Nia akan membuat piscok dengan aneka rasa, tidak hanya pisang berasa coklat saja. Kedua, kemasan piscok dibuat dengan serapi mungkin dan diberi label nama. Hal itu penting agar pelanggan tahu dan mengenal lebih akrab dengan piscok buatan Bu Nia.

Selama  ini kue-kue buatan Bu Nia dikemas biasa-biasa saja karena kapasitas produksi masih terbatas. Tapi untuk piscok ini, Bu Nia lebih serius mengelola pembuatannya. Piscok yang dikenal manis ini juga akan dikreasikan dengan rasa yang asin. Karena di bulan ramadhan, masyarakat lebih cenderung suka dengan kue rasa yang asin. “Maka dari itu saya akan lebih banyak mengkreasikan piscok saya ini. Tidak hanya yang manis aja, he” tutur Bu Nia sembari menyuguhkan sepiring piscok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar