TUGAS
1
Citizen
Jurnalisme
Diajukan
Sebagai Syarat untuk Melengkapi Tugas Mata
Kuliah
Jurnalistik
Dosen
Pengampu : Azizah , S. Kom.
Di
Susun Oleh :
Raden
Rahmat Hadiningrat
Rio
Wijaya
Suyudi
Semester : V
Kelompok
: 9
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP
SINGKAWANG
2014
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jurnalisme
Definisi jurnalisme yang dikemukakan dalam kamus Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English (1987) terungkap bahwa, jurnalisme adalah:
a.
The work of profession of producing
b.
Writing that may be all right for a newspaper.
Jurnalisme pada dasarnya adalah
serangkaian kaidah/prinsip etik dan serangkaian metode untuk menggali
kebenaran/informasi dan menyampaikannya kepada audiens. Intinya ada dua: kaidah
etik dan metode. Kaidah etik berisi hal-hal yang boleh dan tak boleh dilakukan
seorang jurnalis. Ini biasanya dikenal dalam Kode Etik Jurnalistik atau
diringkas dalam “10 Elemen Jurnalisme”.
Metode jurnalistik berisi tata cara
penggalian kebenaran/informasi dan menyajikannya kepada pembaca atau pemirsa.
Analogi dalam profesi kedokteran: ada etika kedokteran dan ada metode atau
keterampilan mengobati atau menyembuhkan. Metode jurnalistik meliputi:
wawancara, riset, observasi. Metode itu dipakai karena wartawan tidak selalu
berada di tempat kejadian atau peristiwa. Dia bersandar pada narasumber (via
wawancara).
Untuk berita yang jauh atau tak
terjangkau, wartawan bisa mengutip media/wartawan lain. Namun, harus disebutkan
secara jelas media/wartawan itu. Jadi alasannya bukan karena wartawan yang
bersangkutan malas, tapi karena tempat terjadinya peristiwa jauh atau tak
terjangkau. Media yang dikutip juga sebaiknya memenuhi unsur kredibilitas atau
kedekatan. Jika kita memberitakan banjir Thailand, misalnya, sebaiknya kita
mengutip media Thailand, bukan China.
B. CITIZEN JOURNALISM
Jurnalisme
warga atau yang biasa disebut citizen journalism adalah kegiatan partisipasi
aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan,
analisis, serta penyampaian informasi dan berita. Jurnalisme warga merupakan
suatu tren baru yang akan terus berkembang di masyarakat.
Salah satu fenomena aktual yang
berkaitan dengan citizen journalis (jurnalisme warga negara) dalam proses
penyebaran informasi adalah maraknya aktivitas blog. Kehadiran blog, menjadikan internet benar-benar diperhitungkan di dunia
media. Citizen journalism membuka ruang wacana bagi warga lebih meluas. Blog
menjadi bagian dari proses revolusi komunikasi. Kegiatan pemberitaan yang
beralih ke tangan orang biasa memungkinkan berlangsungnya pertukaran pandangan
yang lebih spontan dan lebih luas dari media konvensional. Intensitas
dari partisipasi ini adalah untuk menyediakan informasi yang independen,
akurat, relevan yang mewujudkan demokrasi.
Ketika seseorang memutuskan menjadi citizen
journalist, ia harus memiliki keinginan untuk berbagi (to share)
dengan segenap semangat dan gairah yang ada pada dirinya Citizen journalism hadir bukan sebagai bentuk persaingan media, tapi justru
merupakan perluasan media. Jurnalisme warga merupakan suatu kegiatan jurnalisme
murni yang tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak manapun. Tak perlu
seseorang harus lulus dari jurusan jurnalistik, atau komunikasi massa, untuk
bisa menulis. Kecepatan dan keterjangkauan
terhadap fakta berita yang dilakukan kalangan masyarakat (bukan wartawan) tidak
kalah dari wartawan profesional. Bahkan banyak stasiun televisi tanah air yang
mencoba mencari berbagai video amatir suatu peristiwa.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Kemunculan jurnalisme warga di
Indonesia bermula pada masa Orde Baru, saat Soeharto berkuasa, di mana pada
saat itu arus informasi dari media massa kepada masyarakat dijaga ketat oleh
pemerintah dan aparatnya. Masa Orde Baru yang dikenal dengan sistem pers
tertutupnya, memaksa pers untuk lebih mengedepankan agenda kebijakan, khususnya
kebijakan eksekutif. Pers lebih banyak memberitakan kebijakan pemerintah.
Dominannya penggunaan sumber berita eksekutif menjadikan pemberitaan pers
menjadi top down.
Di Indonesia, jurnalisme ala warga
telah hadir dalam keseharian melalui acara-acara talkshow di radio khususnya
sejak awal tahun 90-an. Karena dilarang pemerintah menyiarkan program siaran
berita, beberapa stasiun radio mengusung format siaran informasi. Pada program
siarannya, stasiun radio tersebut (diantaranya adalah Radio Mara 106,7 FM di
Bandung yang menjadi pionir siaran seperti ini) menyiarkan acara talkshow yang
mengajak pendengar untuk aktif berpartisipasi melalui telepon untuk
menyampaikan informasi maupun pendapat tentang sebuah topik hangat. Pada masa
orde baru acara siaran tersebut efektif menjadi saluran khalayak menyampaikan
keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman penguasa.
Setelah UU Penyiaran No.32 Tahun
2002, kehadiran community based media di bidang penyiaran pun akhirnya
terakomodasi. kehadiran radio dan televisi komunitas menjadi legal. Legalitas
ini membuat peluang jurnalisme ala warga menjadi semakin terbuka. Melalui radio
atau televisi komunitas, warga bisa bertukar informasi atau pendapat, tentang
hal-hal terdekat dengan keseharian mereka, yang biasanya luput diliput oleh
media-media besar. Pada radio siaran, biaya peralatan, operasional siaran dan
pesawat penerima yang relative murah. Bahkan beberapa stasiun televisi ada yang
membuat program khusus untuk itu.
Sejumlah mailing list menjadi
pelarian warga yang mampu mengakses internet akibat media massa konvensional
saat itu tidak ada yang berani mengkritik rezim. Kehadiran blog ini baru
dianggap sebagai ancaman karena sifat interaktifnya, yang tidak mungkin
dilakukan media massa konvensional.
Kebutuhan
masyarakat akan informasi yang cepat dan lugas membuat citizen journalism kian
subur. Citizen journalism sendiri merupakan salah satu jalan yang digunakan
untuk mengembangkan sayap jurnalis, bergerilya lewat digital untuk misi
jurnalisme, sebagai wahana publik dalam bahasa merupakan jurnalisme akar
rumput.
D. TUJUAN
Citizen
journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik
namun lebih menitik beratkan pada “inilah yang terjadi di lingkungan kita”.
Pemberitaan citizen journalism lebih mendalam dengan proses penayangan
berita di televisi, dengan menggunakan visual dari masyarakat. Citizen
journalism dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk
menyuarakan pendapat secara lebih leluasa, terstruktur, serta dapat diakses secara
umum dan sekaligus menjadi rujukan alternatif.
Agar warga masyarakat dapat menerima informasi secara cepat dari berbagai
belahan dunia. Bagi orang-orang yang sibuk, dan tidak sempat berinteraksi
dengan suatu media massa ataupun media elektronik. Citizen Journalism juga
bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat berinteraksi dan menyebarkan
informasi secara cepat dan benar dan singkat, padat, dan dapat dipercaya
(realistis). Walaupun bukan jurnalis yang profesional, masyarakat dapat
mengabarkan sesuatu yang mungkin tadinya tidak penting menjadi penting.
E. Kode Etik
Jurnalistik :
a.
tidak berprasangka
b.
mengandung konfirmasi
c.
tidak sarkastis / sadistis / pornografis / SARA
d.
menggunakan tata bahasa yang benar
e.
dan berdasarkan fakta
F. FUNGSI
a.
Sebagai
sumber informasi
b.
Sebagai
kontrol social
c.
Sebagai
sarana partisipasi masyarakat
d.
Sebagai
ruang public
e.
Sebagai
media alternative
G. KLASIFIKASI
BENTUK
Steve Outing pernah
mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism sebagai berikut:
a.
Citizen journalism membuka ruang untuk komentar
publik. Dikenal dengan surat pembaca.
b.
Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari
artikel yang ditulis.
c.
Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan
nonjurnalis yang memilikikemampuan dalam materi yang dibahas. Tujuannya untuk
memeriksa keakuratan artikel.
d.
Bloghouse warga. Misalnya adalah wordpress, blogger,
atau multiply. Orang bisa berbagi cerita tentang dunia berdasarkan pengalaman
dan sudut pandangnya.
e.
Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini
merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upayatersebut. .
f.
Stand-alone citizen journalism site, yang melalui
proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-halyang
sifatnya sangat lokal, yang dialami langsung oleh warga.
g.
Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui
proses editing.
h.
Gabungan stand-alone citizen journalism website dan
edisi cetak.
i.
Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu kerja
organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional dengan
jurnalis warga. Website membeli tulisan dari jurnalis profesional dan menerima
tulisan jurnalis warga.
j.
Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang
editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi
tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit.
H. MEDIA
Lasica lewat
tulisannya dalam Online Journalims Review (2003) pernah membagi media untuk
citizen journalism dalam beberapa bentuk;
a.
Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar
pengguna yang dilampirkan untuk mengomentari kisah berita, blog pribadi, foto
atau video gambar yang ditangkap dari kamera HP, atau berita lokal yang ditulis
oleh penghuni sebuah komunitas).
b.
Berita independen dan informasi yang ditulis dalam
website.
c.
Partisipasi di berita situs. Berisi komentar-komentar
pembaca atas sebuah berita yang disiarkan oleh media tertentu. Beberapa koran
seperti Media Indonesia, Koran Tempo membuka space komentar dari pembaca
tentang sebuah berita yang disajikan.
d.
Tulisan ringan seperti dalam milis, e-mail.
e.
Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).
1.
KELEBIHAN
Pemberitaan citizen journalism lebih mendalam dengan proses yang tak
terikat waktu. Memiliki mata rantai jaringan tidak hanya nasional melainkan
global. Maraknya blogger dalam membuat beritaan mengenai isu-isu politik
misalnya, dapat dijadikan bukti bahwa masyarakat tidak pasif melainkan selalu
tanggap dan cepat dalam memberi respon terhadap perkembangan politik yang ada.
Hal ini kemudian dapat memacu masyarakat untuk lebih peduli dengan keadaan
politik yang sedang terjadi. Selain itu, jurnalisme warga juga
mempermudah dan mempercepat masyarakat dalam memperoleh berita.
Citizen journalism mampu menghimpun
suatu kekuatan digital yang tak terlihat namun keadaan sangat berpengaruh. Misalnya, Barrack Obama berhasil merubah dunia dengan citizen jurnalism, tsunami di Banda
Aceh-2004 mampu mendapatkan empati dari seluruh dunia karena citizen jurnalism.
Internet secara umum juga bisa menjadi
lahan kampanye yang strategis (Kompas, 21 Februari 09).
Setiap warga
negara memiliki hak dan bertanggung jawab dalam hal-hal yang terkait dalam
berita khususnya menyangkut kepentingan masyarakat luas.
1. KELEMAHAN
a.
Akurasi
berita dan ketidakpatuhan pada kode etik jurnalisme. Berita apa saja dapat
disampaikan oleh siapa saja, dengan mengandalkan pembaca sebagai alat kontrol.
Pembaca dapat menyanggah, menyalahkan, dan memberi informasi yang benar.
b.
Di dunia
akademik, citizen journalism mendapat kritik keras. Vincent Maher dari Rhodes
University, misalnya, menyebut kelemahan jurnalisme ini karena tidak memiliki
“3E”, yakni etika, ekonomi, dan epistemologi.
c.
Adanya
pencemaran nama baik terhadap pihak-pihak tertentu.
d.
Kekisruhan
informasi sangat rentan terjadi.
e.
Karena
kurangnya skill yang dimiliki oleh warga dalam membuat suatu berita, kadang
terjadi kesimpangsiuran berita.
f.
Kalau kita mengikuti definisi jurnalisme dalam arti
klasik selama ini, citizen journalism belum bisa masuk dalam ranah journalism
(jurnalisme). Sebab, jurnalisme mensyaratkan banyak hal seperti yang terjadi
pada dunia kewartawanan selama ini. Tetapi, ia hanya sebuah aktivitas seperti
layaknya seseorang menulis buku harian, hanya medianya saja memakai internet.
I. Contoh Media Massa Yang Digunakan Oleh Citizen Jornalisme
Citizen6
adalah ruang bagi publik di portal berita www.liputan6.com untuk ikut terlibat
dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyampaikan berita
dan informasi peristiwa yang terjadi di sekitar dalam bentuk teks, foto, atau
video. Media untuk Semua menjadi wadah masyarakat untuk berperan aktif menjadi
pewarta berita non-jurnalis
Rubrik yang
terdapat dalam Koran KOMPAS yang memang di khususkan untuk menampung berita
dari masyarakat. Setiap orang dapat melaporkan peristiwa, menyalurkan aspirasi,
menyampaikan ide atau gagasan melalui bentuk tulisan.Elshinta News And Talk adalah
salah satu program acara dari Radio Elshinta yang berunsur citizen
journalism. Seorang warga dapat berpartisipasi langsung dan juga dapat melaporkan
kejadian yang ada di sekitarnya
WideShot
Metro TV adalah program acara milik metro tv yang isinya adalah murni berasal
dari masyarakat atau lebih dikenal dengan citizen journalism. Disini seorang
warga atau masyarakat dapat mengirimkan sebuah liputan liputan yang didalamnya
terdapat sebuah video atau foto yang isinya mengenai kejadian yang ada di
sekitarnya untuk di sebarluaskan kepada khalayak luas melalui media massa yaitu
Metro TV.
Media-media
social diatas sering digunakan oleh citizen journalism dalam mengunggah
informasi-informasinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan
Citizen Journalism di Indonesia bermula pada masa Orde Baru, dimana masa
Orde Baru dikenal dengan pers nya yang tertutup dan hanya mengedepankan berita
yang menyangkut kebijakan eksekutif. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang
cepat dan lugas memberikan ruang bagi citizen journalism untuk dapat berkembang
pesat dan mengembangkan kemampuan jurnalisnya yang didukung juga oleh
perkembangan teknologi yang semakin maju seperti internet dan media massa.
Walaupun bukan jurnalis yang profesional, masyarakat dapat mengabarkan sesuatu
yang mungkin tadinya tidak penting menjadi penting. Citizen journalism
melatih masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam melaporkan kejadian
penting yang ada di sekitarnya secara akurat , cepat, benar, dan dapat
dipercaya untuk dapat di sebarkan kepada khalayak luas. Dan secara tidak
langsung Citizen Journalism ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk
dapat menyalurkan informasi dan aspirasinya kepada publik, sehingga publik
cepat mengetahui berbagai informasi di daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau
oleh wartawan profesional media massa.
B. Saran
Banyaknya
informasi yang dihasilkan oleh Citizen Journalism mempunyai dampak
positif bagi lancarnya arus informasi, akan tetapi banyak juga informasi/
berita yang ditampilkan mengandung banyak kepentingan sendiri bagi
penulis/pelapornya. Untuk itu masyarakat akan lebih baik, selektif dalam menerima berita/informasi yang layak dan memang penting di ketahui untuk khalayak luas.
Daftar
Pustaka
Henywahyunibastra.Makalah
Jurnalistik.
Juni 2006.Diunduh
pada tanggal 20 November 2014.
Juliantinandasari.Makalah
Jurnalistik.
Juli
2013.Diunduh pada tanggal 20 November 2014.
Miftahlestari.Makalah
Jurnalistik.
November 2012.Diunduh pada tanggal 27 November 2014
TUGAS
2
DEFINISI
JURNALISME INVESTIGASI
Jurnalisme
investigasi merupakan salah satu bagian penting dalam dunia keilmuan
jurnalistik. Jurnalisme investigasi tidak hanya sekedar meliput, mencatat jawaban
who, what, where, when, how dan why, kemudian merekamnya dan membuatnya menjadi
berita. Wartawan yang menggeluti dunia investigasi harus bisa mencari data dan
fakta yang lebih mendalam yang berhubungan dengan kasus yang sedang
digelutinya. Mulai dari data dan fakta yang tampak di hadapan publik hingga
data dan fakta yang belum terungkap di depan publik.
Kasus
investigasi meliputi hal-hal yang memalukan, penyalahgunaan kekuasaan, dasar
faktual dari hal-hal aktual yang tengah menjadi pembicaraan publik, keadilan
yang korup, manipulasi laporan keuangan, bagaimana hukum dilanggar, perbedaaan
antara profesi dan praktisi, hal-hal yang disembunyikan, dan lain-lain.
Wartawan investigasi mencoba mendapatkan kebenaran yang tidak jelas, samar,
atau tidak pasti. Topik-topik investigasi mereka mengukur moralitas benar atau
salah, dengan pembuktian yang tidak memihak yang didapat melalui riset atau
penelitian. Tidak hanya sekedar menolak kesepakatan melainkan juga menyatakan
apakah sesuatu yang terjadi itu sesuai dengan moral atau tidak.
Robert
Greene dari newsday memberikan devinisi bahwa investigasi adalah karya sesorang
atau tim untuk menguak sesuatu yang disembunyikan dari publik demi kepentingan
masyarakat. Kegiatan investigasi sendiri memiliki tiga elemen dasar. Pertama,
kegiatan ini merupakan ide orisinil dari investigatornya, bukan merupakan hasil
investigasi orang lain yang dilanjutkan oleh sebuah media. Kedua, subjek
investigasi merupakan kepentingan bersama yang mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat. Serta yang ketiga adalah bahwa ada pihak-pihak yang mencoba
menyembunyikan kasus tersebut dari publik.
Sedangkan
Goenawan Mohammad menyatakan bahwa kegiatan jurnalistik investigasi merupakan
jurnalisme “membongkar investigasi”. Secara umum investigasi bisa diartikan
sebagai upaya pencarian dan pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya
untuk mengetahui kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta. Umumnya memang
hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang bisa melakukan investigasi akan
tetapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk bisa melakukannya
sehingga kegiatan investigasi ini bisa diperluas menjadi kegiatan publik.
Aktifitas
jurnalisme investigasi mencakup fungsi-fungsi to describe, to explain, and
to persuade. Reporter investigasi mengumpulkan akumulasi materi faktual ke
dalam gambaran pengisahan yang utuh. Banyak dari berbagai materi itu yang perlu
diperjelas dengan mengurutkan kembali letaknya pada sebuah konteks, kemudian
menunjukkan keterkaitannya, sebab dan akibatnya, serta konsekuensinya.
Pada
akhirnya, pekerjaan jurnalisme investigasi justru mengajak masyarakat untuk
memerangi pelanggaran yang tengah berlangsung dan dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu. Kerja jurnalisme investigasi masuk ke dalam berbagai wacana publik
yang tengah bergejolak atau berkonflik. Pada saat-saat tertentu, para juranalis
investigasi ikut terlibat di dalam alur perkembangan politik nasional.
KARAKTERISTIK
JURNALISME INVESTIGASI
Jurnalisme
investigasi memiliki beberapa karakteristik. Andreas Harsono, seorang wartawan
jurnalistik senior mengindikasikan liputan investigasi sebagai berikut:
- Riset dan reportase yang mendalam dan berjangka
waktu panjang untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan hipotesis.
- Paper trail yang dilakukan untuk mencari
kebenaran dan mendukung hipotesis.
- Wawancara yang mendalam dengan pihak-pihak yang
terkait dengan kasus yang sedang diinvestigasi.
- Pemakaian metode penyelidikan polisi dan
peralatan anti kriminalitas. Termasuk metode penyamaran serta memakai
kamera tersembunyi.
Jurnalisme investigasi
berbeda dengan kegiatan jurnalisme investigasi lainnya. Liputan jurnalisme
investigasi tidak berdasarkan pada agenda pemberitaan yang terjadwal.
Peliputannya pun tidak dibatasi pada tekanan-tekanan waktu. Wartawan
investigasi memaparkan kebenaran yang mereka temukan, melaporkan adanya
kesalahan-kesalahan serta menyentuh dan mengafeksi masyarakat terhadap
persoalan yang ditemukan.
Jurnalisme
investigasi tidak terikat dengan deadline, yang artinya seorang reporter
infestigasi tidak diminta untuk membuat laporan harian. Ia memiliki rentan
waktu yang lebih lama sehingga ada kebebasan mengembangkan bahan-bahan yang
sudah diperoleh. Ia harus menelusuri kasus tersebut sampai benar-benar tuntas
serta membuat masyarakat mengetahui akan kebenaran dari kasus tersebut.
BAGAIMANA
DENGAN CARA KERJA INVESTIGASI
Seperti yang
sudah kita ketahui sebelumnya bahwa investigasi tidak hanya sekedar
mengumpulkan data kemudian mengolahnya menjadi berita.namun ada tahapan-tahapan
tertentu yang harus dilakukan oleh wartawan investigasi untuk mensukseskan
laporan investigasinya. seperti cara kerja investigasi menurut Paul N Williams,
seorang wartawan investigasi mengidealisasikan gambaran reportase investigasi
secara lengkap melalui bukunya “Investigative Reporting and Writing” dalam
menjelaskan 11 langkah Investigative Reporting, yaitu :
-
Conception
Unsur awal
dari kerja investigasi ini berkaitan dengan apa yang disebut sebagai pencarian
ide. Dan menurut Williams sebuah ide atau gagasan ide bisa didapat melalui saran
dari seseorang, menyimak dari berbagai sumber, membaca, kepekaan dalam suatu
peristiwa, dan bisa melalui observasi secara langsung.
-
Feasibility Study
Hasil dari
mengkonsep suatu gagasan atau ide yaitu dengan mengukur kemampuan dan perlengkapan
yang diperlukan yang bisa menghambat terhadap jalan kerjanya suatau kegiatan
investigasi seperti jumlah anggota investigasi atau tim investigasi,
tekanan-tekanan yang didapat baik secara personal maupun intansi media lain,
dan menjaga kerahasiaan tema atau usulan investigasi dari individu atau intansi
media lain.
-
Go – No – Go Decision
Langkah ini
merupakan pengukuran dari hasil investigasi yang akan dilakukan. Setiap liputan
investigasi harus dapat memperhitungkan hasil akhir dari proyek investigasi
atau penyelidikan yang akan dilakukan, dengan kesepkatan melanjuti peliputan
atau menghentikan peliputan investigasi.
-
Basebuilding
Langkah ini
berkaitan dengan upaya dari wartawan untuk mencari dasar pijakan atau dasar
teori dalam menganalisis suatu kasus atau peristiwa yang akan dikupas secara
lebih mendalam.
-
Planning
Langkah
perencanaan yang berkaitan dengan langkah kerja yang akan dilakukan baik
peliputan yang berawal dari perencanaan, pengumpulan data, penyusunan, dan pemilihan
orang yang akan melakukan tugas-tugas tertentu.
-
Original Reseach
Kegiatan ini
umumnya terbagi menjadi dua, papers trails dan people trails. Papers trails
adalah pencarian berbagai keterangan yang bersifat tekstual. Ini meliputi
penggalian terhadap sumber-sumber skunder seperti surat kabar, majalah,
selebaran, naskah-naskah, buku referensi, desertasi, tesis, database komputer,
internet dan lain-lain.
Di samping
itu yang lebih penting adalah dokumen-dokumen primer seperti, naskah,
perjanjian, catatan administrasi, pajak, data-data kelahiran, kematian,
keuangan, sampai database pemerintah. Sementara itu, people trails meliputi
pekerjaan mencarai dan mewawancarai sumber-sumber terkait.
-
Reevaluation
Setelah
semua data terkumpul dan dievaluasi, kembali pertanyakan, haruskah investigasi
dilanjutkan? Atau haruskah disusun sekarang? Atau ditunda dulu untuk sementara
waktu?
-
Filling the Gap
Ini adalah
fase kegiatan yang mengupayakan beberapa bagian yang belum terdata.
-
Final Evaluation
Tahap ini
berbeda dengan tahap sebelumnya. Tahap evaluasi final ini ialah mengukur hasil
investigasi dengan kemungkinan buruk atau negatif, seperti, menghitung apakah
pekerjaan penelusuran ini berdasarkan pretensi jurnalisme atau politik atau
lainya. Atau bahkan tidak terkait dengan kaidah dasar pekerjaan kewartawanan.
Bila diekspos, apakah tidak ada persoalan dengan privasi (hak privasi) dari
seorang tokoh publik. Di sini juga diperhitungkan keamanan sumber-sumber yang
tak mau disebutkan, atau diberitakan. Di tepi lain, perlu perhitungan apakah
berita ini melanggar hukum atau tidak. Dan yang paling penting adalah
mengevaluasi keakurasian pihak-pihak yang hendak diaporkan, sesuai dengan
standar jurnalistik.
-
Writing And Writing
Menulis
laporan investigasi memerlukan kesabaran, ketekunan dan kemauan untuk terus
memerbaiki penulisan berita, secara terus menerus bila diperlukan.
-
Publication and Follow-Up Stories
Pelaporan
berita investigasi biasanya tak hanya muncul dalam satu kali penerbitan.
Masyarakat kerap menunggu dari masalah yang telah diungkap. Penyelesaian dari
pihak-pihak yang terungkap dan sebagainya.
dan cara Langkah
Liputan Investigatif menurut Sheila Coronel
Sheila
Coronel, Direktur Philippines Center for Investigative Reporting (PCIJ),
mengatakan bahwa tahapan kegiatan investigative dapat dibagi ke dalam dua
bagian kerja. Bagian pertama merupakan proses penjajakan dan pekerjaan dasar,
sedangkan bagian kedua sudah merupakan penajaman dan pelaksanaan investigasi.
Pada masing-masing bagiannya terbagi ke dalam tujuh kegiatan rinciannya.
-
Bagian Pertama
- First Lead (petunjuk awal)
Petunjuk
awal bisa didapat melauli gagasan atau ide yang didapat dan menjadi tema atau
judul terhadap apa yang akan dikupas atau diinvestigasi.
- Initial Investigation (investigasi pendahuluan)
Investigasi
pendahuluan adalah pengamatan atau pencarian data awal terhadap apa yang akan
diinvestigasi dan merupakan pengamatan dari seorang wartawan yang telah
mendapat gagasan atau ide sebelumnya.
- Forming an investigative hypothesis (pembentukan
hipotesa)
Pembuatan
hipotesa merupakan pembuatan hipotesis atau hasil dari pengamatan awal yang
telah dilakukan, hal ini dianggap penting karena sebagai suatu landasan atau
gambaran terhadap apa yang akan menjadi hambatan atau hasil dari sebuah
peliputan investigasi.
- Literature Search (pencarian dan pendalaman bahan
tertulis)
Pencarian
dan pendalaman bahan tertulis merupakan pencarian dalam pembentukan landasan
teori terhadap apa yang akan dikupas dari suatu kasus maupun peristiwa yang
akan dijadikan liputan investigasi.
- Interviewing Experts (wawancara dengan para pakar
dan sumber ahli)
Wawancara
dengan para pakar atau para ahli merupakan salah satu metode dalam pencarian
bahan yang akan menjadi landasan investigasi, sehingga seorang wartawan atau
tim yang menjadi anggota investigasi memiliki gambaran atas investigasi suatu
kasus maupun suatu peristiwa yang akan dikupas, dan tidak keluar dari tujuan
investigasi yang telah ditentukan sebelumnya.
- Finding a paper trail (penjejakan
dokumen-dokumen)
Mencari
hasil-hasil referensi atas suatu kasus maupun peristiwa yang akan dijadikan
liputan investigasi, dinilai memiliki peran penting terhadap landasan-landasan
atau bahan-bahan yang akan dijadikan pedoman dalam pencarian investigasi.
- Interviewing key informants and sources/finding
people trail (wawancara dengan sumber-sumber kunci dan saksi-saksi atau
penjejakan terhadap orang-orang yang terlibat.
Mencari
bahan lebih mendalam terhadap orang-orang yang pernah terlibat sebelumnya
mengenai suatu kasus atau peristiwa yang akan dijadikan liputan investigasi
agar wartawan atau tim memiliki bahan reverensi lebih kumplit dan memiliki
bukti mengapa suatu kasus atau peristiwa tersebut harus dijadikan liputan
investigasi.
-
Bagian Kedua
- First hand observation (pengamatan langsung di
lapangan)
Merupakan
penggerakan dari wartawan atau tim yang telah dibentuk dengan langsung
observasi lapangan terhadap hasil pendalaman bahan suatu kasus maupun peristiwa
yang telah ditentukan dan didapatkan dari pengumpulan data sebelumnya pada
bagian pertama.
- Organizing files (pengorganisasian file dan
dokumen-dokumen)
Pengorganisasian
file dan dokumen-dokumen merupakan pengumpulan-pengumpulan data yang telah
didapat pada kegiatan pengamatan langsung lapangan sebelumnya, dan hal ini
dimaksud agar tim atau wartawan mengetahui apakah data yang didapat masih
kurang atau sudah memenuhi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
- More interviews (wawancara lebih lanjut,
khususnya untuk konfirmasi dan klarifikasi)
Apabila dari
data lapangan dinilai belum mencukupi wartawan atau tim dapat mewawancara lebih
lanjut terhadap narasumber untuk dapat mengkonfirmasi dan mengklarifikasi atas
data yang didapat sebelumnya oleh wartawan atau tim liputan investigasi, dan
narasumber memiliki wewenang penuh apakah dapat mengkonfirmasi data tersebut
benar atau mengklarifikasi apabila hasil data yang didapat dinilai memiliki
dampak yang negatif.
- Analyzing and organizing data (analisa dan
pengorganisasian data)
Merupakan
proses dimana wartawan atau tim liputan investigasi menganalisa kembali
data-data yang diapat agar pada saat laporan hasil liputan investikasi
mendapatkan hasil yang sempurna.
- Writing (penulisan)
Penulisan
naskah laporan merupakan bagian yang dimana wartawan atau tim liputan
investigasi menuangkan hasil-hasil liputannya.
- Fact checking (pengecekan fakta)
Mengkaji
lebih jauh apakah hasil penulisan yang didapat sesuai dengan fakta atau
realitas yang sebenarnya, sehingga tidak adanya rekayasa atau hasil laporan
yang seakan dianggap sengaja atau dibuat-buat.
- Libel check (pengecekan terhadap kemungkinan
gugatan pencemaran nama baik)
Mengkonfirmasi
kembali kepada narasumber wawancara apakah identitas dari narasumber akan
dipublikasikan atau dijaga kerahasiaannya sehingga tidak adanya kasus yang
berbuntut terhadap hasil liputan investigasi.
lalu apa
pentingnya JURNALISME INVESTIGASI ?
Tujuan
jurnalisme investigasi adalah memberi tahu kepada masyarakat tentang adanya
pihak-pihak yang telah berbohong atau menutup-nutupi sebuah kebohongan dari
publik. Masyarakat diharap untuk menjadi waspada terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh berbagai pihak, setelah mendapatkan
bukti-bukti yang dilaporkan. Bukti-bukti itu ditemukan melalui pencarian dari
berbagai sumber dan tipe informasi, penelaahan terhadap data-data yang
signifikan dan pemahaman terhadap data-data statistik.
Apa yang
dilakukan oleh wartawan investigasi di latar belakangi oleh hasrat untuk
mengoreksi keadilan, menunjukkan adanya kesalahan. Adanya dorongan moral dalam
diri mereka untuk memberitahukan kepada masyarakat akan adanya ketidakberesan
dalam lingkungan sekitar mereka. Wartawan investigasi sering kali menarik
masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan jurnalistik mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar