Psy - Gangnam Style

Minggu, 11 Januari 2015

Rio Wijaya

Straight News
BENSIN ES CAMPUR
JAWAI, JUMAT —Kios di Jalan juang ,Sentebang Jawai, Sambas, ditutup dan dipasang police line menyusul keluhan pembeli BBM jenis premium atau bensin  yang bercampur air.
Jajaran Polsek Sentebang memasang police line di SPBU itu sejak Jumat (31/12) pukul 17. 00 dan untuk sementara dilarang melayani pembeli. Meski keluhan datang dari pembeli premium.Sejumlah petugas polisi memeriksa dan meminta katerangan penjual bensin di kios itu. "Saya beli 3 liter bensin tadi pagi sekitar pukul 07.00, tetapi setelah jalan, mesin kendaraan mati dan sulit hidup," kata Dadan,yang memakai motor Vixion.
Setelah mengecek karburator kendaraanya, ia terkejut karena mendapati air di dalam pengatur bahan bakar mobilnya itu. "Karburator saya penuh dengan air, sedangkan sebelum diisi bensin mesin saya lancar-lancar saja," kata Dadan.Tak hanya Dadan, Teddy, seorang pekerja bangunan, juga mengeluhkan hal yang sama. Setelah mengisi bensin di kios itu motor nya ngadat dan mesinnya terus mati.
Sama halnya dengan Dadan, Teddy juga mengecek karburator motor yang ternyata penuh air. Kedua pembeli premium itu kemudian mendatangi kios itu dan minta penjelasan tentang air yang tercampur di dalam bensin yang dijual di kios itu.
"Tadinya saya kira hanya kendaraan saya, ternyata ada yang lainnya. Pihak penjual bensin di kios tersebut mengganti dengan 3 liter premium," kata Teddy.
Sementara itu, untuk penyelidikan lebih lanjut, pemilik dan pengelola kios itu dimintai keterangan oleh penyidik Polsek Sentebang.

Feature News

PERJUANGAN TAK KENAL LELAH SEORANG IBU TUKANG OJEK

Demi menafkahi anak-anaknya, seorang ibu di Sambas, Kalimantan Barat, melakoni pekerjaan yang biasa dilakukan oleh kaum pria, yakni menjadi ojek. Dia adalah Maimunah (41) yang kini menggantikan peran almarhum suaminya untuk memenuhi kebutuhan 2 anaknya.
Berbekal sebuah motor peninggalan sang suami. Profesi ini telah dijalaninya selama bertahun tahun tahun. Perempuan lulusan Sekolah madrasah tsanawiyah  itu harus berhati-hati saat mengemudikan motor tuanya, agar tidak mogok di jalan. Selain itu, bila motornya mogok atau ban kempes, dia sendiri yang memperbaiki dan menggantinya.
Dari hasil ojek yang di jalankanya, ia membawa uang rata – rata Rp. 50 ribu per hari. Sebagian ditabung untuk biaya sekolah anak-anaknya, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, ia mengaku perjuangannya masih panjang dan tidak akan berhenti bekerja sebagai tukang ojek sebelum seluruh anaknya menyelesaikan sekolah dan berumah tangga. Sebuah perjuangan yang tak mengenal lelah dari seorang Ibu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar