Straight News
BENSIN ES CAMPUR
JAWAI, JUMAT —Kios di Jalan juang ,Sentebang Jawai, Sambas,
ditutup dan dipasang police line menyusul keluhan pembeli BBM jenis premium atau
bensin yang bercampur air.
Jajaran
Polsek Sentebang memasang police line di SPBU itu sejak Jumat (31/12) pukul 17. 00
dan untuk sementara dilarang melayani pembeli. Meski keluhan datang dari
pembeli premium.Sejumlah petugas polisi memeriksa dan meminta katerangan
penjual bensin di kios itu. "Saya beli 3 liter bensin tadi pagi sekitar
pukul 07.00, tetapi setelah jalan, mesin kendaraan mati dan sulit hidup,"
kata Dadan,yang memakai motor Vixion.
Setelah
mengecek karburator kendaraanya, ia terkejut karena mendapati air di dalam pengatur
bahan bakar mobilnya itu. "Karburator saya penuh dengan air, sedangkan
sebelum diisi bensin mesin saya lancar-lancar saja," kata Dadan.Tak hanya
Dadan, Teddy, seorang pekerja bangunan, juga mengeluhkan hal yang sama. Setelah
mengisi bensin di kios itu motor nya ngadat dan mesinnya terus mati.
Sama
halnya dengan Dadan, Teddy juga mengecek karburator motor yang ternyata penuh
air. Kedua pembeli premium itu kemudian mendatangi kios itu dan minta
penjelasan tentang air yang tercampur di dalam bensin yang dijual di kios itu.
"Tadinya
saya kira hanya kendaraan saya, ternyata ada yang lainnya. Pihak penjual bensin
di kios tersebut mengganti dengan 3 liter premium," kata Teddy.
Sementara
itu, untuk penyelidikan lebih lanjut, pemilik dan pengelola kios itu dimintai
keterangan oleh penyidik Polsek Sentebang.
Feature News
PERJUANGAN
TAK KENAL LELAH SEORANG IBU TUKANG OJEK
Demi menafkahi anak-anaknya, seorang
ibu di Sambas, Kalimantan Barat, melakoni pekerjaan yang biasa dilakukan oleh
kaum pria, yakni menjadi ojek. Dia adalah Maimunah (41) yang kini menggantikan
peran almarhum suaminya untuk memenuhi kebutuhan 2 anaknya.
Berbekal sebuah motor peninggalan
sang suami. Profesi ini telah dijalaninya selama bertahun tahun tahun.
Perempuan lulusan Sekolah madrasah tsanawiyah
itu harus berhati-hati saat mengemudikan motor tuanya, agar tidak mogok
di jalan. Selain itu, bila motornya mogok atau ban kempes, dia sendiri yang
memperbaiki dan menggantinya.
Dari hasil ojek yang di jalankanya,
ia membawa uang rata – rata Rp. 50 ribu per hari. Sebagian ditabung untuk biaya
sekolah anak-anaknya, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, ia mengaku
perjuangannya masih panjang dan tidak akan berhenti bekerja sebagai tukang ojek
sebelum seluruh anaknya menyelesaikan sekolah dan berumah tangga. Sebuah
perjuangan yang tak mengenal lelah dari seorang Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar